2.1
Pengertian Model yang Digunakan
Dalam dunia usaha sering kali
terjadi orang-orang, barang-barang, komponen-komponen harus menunggu untuk
mendapatkan jasa pelayanan. Fenomena menggu tersebut sering disebut dengan
antrian yang terus berkembang, karena fasilitas pelayanan adalah relatif mahal untuk memenuhi permintaan pelayanan dan
sangat terbatas (Zulian Yamit, 1993).
Teori antrian ini pertama kali
diciptakan oleh A. K. Erlang yang
adalah seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan
model antrian mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama setelah
berakhirnya perang dunia ke-II. (Zulian Yamit, 1993). Suatu cara dimana
individu-individu dari populasi memasuki sistem, disebut pola kedatangan (arrival patern). Individu-individu
mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival
rate) yang konstan maupun acak/ random (yaitu berapa banyak
individu-individu per periode waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang
bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan, sedang
tingkat kedatangan telepon calls sangat sering mengikuti suatu distribusi
probabilitas poisson.
Suatu antrian ialah garis
tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas
pelayanan. Studi matematikal dari kejadian atau gejala garis tunggu ini adalah
teori antrian. Dalam teori ini baris-baris penungguan terjadi apabila kebutuhan
akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan
pelayanan tersebut. Sehingga apabila pelayanan terlalu banyak, akan menimbulkan
ongkos yang besar, sebaliknya, jika kapasitas pelayanan kurang, akan
menimbulkan baris penundaan dalam waktu yang lama dengan ongkos yang mahal pula
nantinya. Hal ini berdampak pada kelangsungan perusahaan ” Yang menjadi tujuan
dari teori antrian ini adalah tercapainya keseimbangan antara ongkos pelayanan
dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu” (Tjutju Tarliah D. – Ahmad D., 1992). Sama dengan memaksimumkan
jumlah pelanggan yang diperkenankan masuk dalam sistem. Kapasitas sistem
mungkin terbatas, atau mungkin juga tidak terbatas. Anggapan ini adalah hampir
umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana daripada
sumber yang terbatas.
Teori antrian adalah
teori-teori yang menyangkut studi matematis dari barisan atau barisan pengguna.
Antrian ini terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas
yang tersedia untuk menyelenggrakan pelayanan itu, sehingga pelanggan ( customer ) yang datang tidak segera
mendapatkan pelayanan. (menurut Tjutju
Tarliah D. dan Ahmad D 1994,; P. Siagian 1987). Dalam kehidupan
sehari-hari kejadian ini sering ditemukan. Misalnya seperti terjadi pada loket
pembayaran, loket bioskop, loket kereta api, loket teller bank, pada dermaga
pelabuhan, telepon jarak jauh, tempat praktek dokter, pompa minyak, pada
pelanggan restoran yang menunggu pesanan, kedatangan pesanan barang digudang,
dan lain-lain.
Sistem antrian ini dapat
dibagi menjadi dua komponen, yang pertama adalah Antrian yang memuat langganan
berupa satuan-satuan yang merupakan pelayanan, sebagai contoh adalah pembeli,
pasien, mahasiswa, dan banyak lagi, yang kedua adalah Fasilitas pelayanan yang
merupakan pelayanan dan saluran pelayanan, sebagai contoh adalah pompa minyak
dan pelayanan, loket bank, teller, dan sebagainya.
Banyak sistem antrian dapat
menampung jumlah individu-individu yang relatif besar, tetapi ada beberapa
sistem yang mempunyai kapasitas yang terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi
faktor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam sistem
secara nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas (finite) dan model antrian terbatas
harus digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem yang
mungkin mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parkir atau
station pelayanan, jumlah tempat minum dipelabuhan udara, atau jumlah tempat
tidur dirumah sakit. Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada
sistem antrian tak terbatas (infinite).
Umumnya setiap orang pernah
mengalami kejadian antrian dalam hidupnya, oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa antrian sudah menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Sesungguhnya semua
system ini dapat dirancang lebih
efesien dengan menggunakan teori antrian.
System antrian yang terjadi
bisa sederhana atau komplek. Untuk semua system yang komplek membutuhkan
analisa yang menggunakan simulasi sedangkan untuk yang sederhana bisa
ditentukan dengan metode analitik saja, pada umumnya system antrian dapat
diklasifikasikan menjadi system yang berbeda-beda dimana teori antrian dan
simulasi antrian diaplikasikan secara luas. Klasifikasi menurut Hiller dan
Lieberman adalah sebagai berikut :
1.
Sistem Pelayanan Komersial
System pelayanan komersial
merupakan system antrian uang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
dimana pelanggan memperoleh pelayanan dari organisasi-organisasi komersial.
Beberapa dari system ini menyangkut pelayanan dari orang ke orang pad suatu
lokasi yang tepat, seperti misalnya supermarket, tempat potong rambut, bank,
pompa bensin, restoran, dan lain-lain.
2.
Sistem
Pelayanan Bisnis-Industri
Beberapa tahun terakhir teori
antrian telah diterpkan juga dalam banyak system pelayanan bisnis industri,
misalnya mencakup lini produksi, system material handling, system pergudangan
dan sistem-sistem informasi komputer.
3.
Sistem Pelayanan Transportasi
System pelayanan transportasi
mencakup system pelayanan jasa pengankutan suatu peusahaan atau industri
kesatuan tujuan tertentu. Beberapa dari system ini pelanggannya berupa
kendaraan (alat angkat), contoh mobil-mobil yang menunggu di gerbang tol
ataupun lampu merah, truk yang menunggu untuk dimuati atau dibongkar muatannya.
Peswat yang menunggu untuk mendarat di bandara, contoh yang lebuh spesifik lagi
dari system semaca ini adalah tempat parkir, dalam hal ini, mobil–mobil sebagai
pelanggan yang akan datang akan pergi ketempat parkir lain jika tempat parkir
lain tersebut sudah penuh.
4.
Sistem
Pelayanan Sosial
Dewasa ini teori antrian
diterapkan pula pada system-sistem pelayanan social. Suatu cara dimana
individu-individu dari populasi memasuki sistem, disebut pola kedatangan (arrival patern). Individu-individu
mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival
rate) yang konstan maupun acak/ random (yaitu berapa banyak
individu-individu per periode waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang
bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan. Anggapan ini
adalah hampir umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih
sederhana daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi dinyatakan besar bila
populasi tersebut besar dibanding dengan kapasitas sistem pelayanan. Sebagai
contoh, suatu masyarakat kecil yang terdiri dari 10.000 orang mungkin akan
menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi sebuah pengecer tetapi mungkin
tidak cukup besar bagi 100 shopping center yang ada. System-sistem pelayanan
social merupakan system pelayanan yang dikelola oleh kantor-kantor dan
jawatan-jawatan local maupun nasional misalnya system peradilan dengan
pengedalian sebagai fasilitas pelayanan, hakim sebagai pelayanan dan
perkara-perkara yang mununggu untuk disidangkan sebagai pelanggan. Contoh yang
lain misalnya menyangkut system pemeliharaan kesehatan, kantor tenaga kerja,
dan sebagainya .
dari system ini pelanggannya
berupa kendaraan (alat angkat), contoh mobil-mobil yang menunggu di gerbang tol
ataupun lampu merah, truk yang menunggu untuk dimuati atau dibongkar muatannya.
System antrian yang terjadi bisa sederhana atau komplek. Untuk semua system
yang komplek membutuhkan analisa yang menggunakan simulasi sedangkan untuk yang
sederhana bisa ditentukan dengan metode analitik saja, pada umumnya system
antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda-beda dimana teori
antrian dan simulasi antrian diaplikasikan secara luas. Peswat yang menunggu
untuk mendarat di bandara.
Struktur sistem antrian dapat digambarkan bahwa
himpunan para pelanggan yang tiba di suatu sarana pelayanan serta suatu aturan
yang mengatur kedatangan para pelanggan dan pemrosesan masalahnya
DOWNLOAD FULL PAGE
No comments:
Post a Comment