Thursday, May 9, 2013

TEORI PERAMALAN (FORECASTING)


2.1         Definisi Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relative kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dimanis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat komplek dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing, dan produk substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Secara sederhana peramalan dapat digambarkan dalam sebuah contoh pada bagian produksi di suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat produksi pada masing – masing jenis produk dengan lebih memperhatikan batasan faktor – faktor penyebab adanya peramalan agar memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam kehidupan sehari – hari peramalan sangatlah banyak gunanya baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan industri. Dalam industri, peramalan berguna untuk :
Ø   Peramalan Produksi.
Ø   Peramalan Bahan Baku.
Ø   Peramalan Anggaran Biaya.
Ø   Peramalan Pemasaran.
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya sebuah peramalan adalah
Ø   Adanya persaingan dagang yang kian ketat.
Ø   Kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Ø   Adanya Kebijaksanaan Ekonomi yang dianut di Negara kita.
Ø   Adanya fluktuasi harga.


2.2         Jenis-jenis Peramalan
Jenis – jenis peramalan secara umum banyak sekali, namun kali ini jenis – jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan spesifikasi yang berbeda – beda, diantaranya :
a.    Dilihat dari Sifat Penyusunnya dapat dibedakan sebagai berikut :
1.    Peramalan yang Subyektif :
" Peramalan yang didasarkan atas perasaan ( instuisi ) dari orang yang menyusunnya ".
2.    Peramalan yang Obyektif :
" Peramalan yang didasarkan atas data – data pada masa lalu dengan menggunakan metode – metode dalam penganalisaan data tersebut ".
b.    Berdasarkan Sifat Ramalan yang telah disusun dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    Peramalan Kualitatif :
 " Peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu, hasil peramalan tergantung pada orang yang menyusunnya ".
2.    Peramalan Kuantitatif :
" Peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu, hasilnya tergantung pada metode yang digunakan ".

2.3     Peramalan dan Horison Waktu
Dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan, maka kita bisa mengklasifikasikan peramalan tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.      Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.
2.      Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi dan penentuan anggaran.
3.      Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain – lain keputusan kontrol jangka pendek.
2.4     Karateristik Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria – kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
Ø  Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relative kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi dengan segera, akibatnya adalah perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal terserap sia – sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal (meminimasi penumpukan persediaan dan memaksimasi tingkat pelayanan).
Ø  Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item – item yang penting akan diramalkan dengan metode yang canggih dan mahal, sedangkan item – item yang kurang penting bisa diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari Hukum Pareto ( Analisa ABC ).

Ø  Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi.

2.5     Beberapa Sifat Peramalan
Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1.      Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidak pastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidak pastian tersebut.
2.      Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.
3.      Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan relative masih konstan, sedangkan semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan.


1 comment: