2.1
Definisi Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa
kebutuhan di masa akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas,
kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan
barang atau jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan
pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relative kecil. Tetapi
peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek
dan dimanis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak
bersifat komplek dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari
keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing, dan produk
substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Secara sederhana peramalan dapat digambarkan dalam
sebuah contoh pada bagian produksi di suatu perusahaan yang dihadapkan pada
masalah penentuan tingkat produksi pada masing – masing jenis produk dengan
lebih memperhatikan batasan faktor – faktor penyebab adanya peramalan agar
memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam kehidupan sehari – hari
peramalan sangatlah banyak gunanya baik untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan industri. Dalam industri, peramalan berguna untuk :
Ø Peramalan Produksi.
Ø Peramalan Bahan Baku.
Ø Peramalan Anggaran Biaya.
Ø Peramalan Pemasaran.
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
sebuah peramalan adalah
Ø Adanya persaingan
dagang yang kian ketat.
Ø Kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Ø Adanya Kebijaksanaan
Ekonomi yang dianut di Negara kita.
Ø Adanya fluktuasi harga.
2.2
Jenis-jenis Peramalan
Jenis – jenis peramalan secara umum banyak sekali, namun
kali ini jenis – jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan spesifikasi yang
berbeda – beda, diantaranya :
a.
Dilihat
dari Sifat Penyusunnya dapat
dibedakan sebagai berikut :
1.
Peramalan
yang Subyektif :
" Peramalan yang didasarkan
atas perasaan ( instuisi ) dari orang yang menyusunnya ".
2.
Peramalan
yang Obyektif :
" Peramalan yang didasarkan
atas data – data pada masa lalu dengan menggunakan metode – metode dalam
penganalisaan data tersebut ".
b.
Berdasarkan
Sifat Ramalan yang telah disusun dapat
dibedakan sebagai berikut:
1.
Peramalan
Kualitatif :
" Peramalan
yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu, hasil peramalan tergantung
pada orang yang menyusunnya ".
2.
Peramalan
Kuantitatif :
" Peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
pada masa lalu, hasilnya tergantung pada metode yang digunakan ".
2.3 Peramalan dan Horison Waktu
Dalam hubungannya dengan horizon waktu peramalan, maka kita
bisa mengklasifikasikan peramalan tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.
Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10
tahun. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber
daya.
2.
Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24
bulan. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang,
biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi dan
penentuan anggaran.
3.
Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5
minggu. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu
tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain – lain keputusan kontrol jangka
pendek.
2.4 Karateristik
Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang
penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria –
kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
Ø
Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur
dengan kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan
dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah.
dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya
kesalahan peramalan relative kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan
mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat
dipenuhi dengan segera, akibatnya adalah perusahaan dimungkinkan kehilangan
pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal
terserap sia – sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam
menyeimbangkan persediaan yang ideal (meminimasi penumpukan persediaan dan
memaksimasi tingkat pelayanan).
Ø Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu
peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode
peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya
tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana
pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya
dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus
disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat,
misalnya item – item yang penting akan diramalkan dengan metode yang canggih
dan mahal, sedangkan item – item yang kurang penting bisa diramalkan dengan
metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari Hukum Pareto
( Analisa
ABC ).
Ø Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana,
mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat
diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya
manusia, maupun peralatan teknologi.
2.5 Beberapa
Sifat Peramalan
Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu
peramalan, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya
peramal hanya bisa mengurangi ketidak pastian yang akan terjadi, tetapi tidak
dapat menghilangkan ketidak pastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang
berapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan,
maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar
kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan
peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka
pendek, faktor –
faktor yang mempengaruhi permintaan relative masih konstan, sedangkan semakin
panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya
perubahan faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan.